4 Nasehat nabi yang hidup
Nasehat Empat Nabi Yang Masih Hidup
Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi
Penyayang
Tiada daya dan upaya melainkan dari hadirat
Allah Yang Maha Tinggi lagi maha Besar, Maha suci Engkau, wahai Tuhan! Tiada
ilmu bagiku melainkan apa yang Engkau ajarkan kepadaku. Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
by.rudi yana
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian
alam, yang telah menjadikan dakwah kepada kebenaran, petunjuk kepada kebaikan
dan nasehat kepada kaum muslimin, sebagai alam bakti yang mulia, derajat yang
paling tinggi dan urusan agama yang paling penting.
Yakni, jalan para nabi Allah yang di utus,
jalan para auliya-nya yang saleh dan jalan ulama yang patuh. Dengan tidak
mengurangi rasa bersyukur kepada nabi-nabi yang lain maka saya uraikan nasehat
dan kata bijak untuk mendalami rasa kepercayaan dan lebih dalam lagi.
Pembahasan ini adalah tentang keutamaan
nabi yang masih hidup sampai saat ini, diantarannya adalah :
1.
Nabi Idris ( di langit )
2.
Nabi isa ( di langit )
3.
Nabi Khidir ( di bumi )
4.
Nabi Ilyas ( di bumi )
Berikut ini adalah beberapa nasehat dan
untaian kata mutiara dari ke empat nabi.
Nasehat
Nabi Idris as :
1.
Kesabaran yang disertai iman kepada Allah akan membawa kemenangan
2.
Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat
dari Tuhannya dengan amal –amal sholehnya
3.
Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, iklaskanlah niatmu,
demikian juga untuk shalat dan puasamu
4.
Jangan bersumpah palsu dan janganlah menutupi sumpah palsu supaya kamu
tidak ikut berdosa
5.
Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu, serta penuhilah
mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah
6.
Jangan irihati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak
akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya
7.
Barang siapa melampui kesederhanaan tidak sesuatupun akan memuaskannya
8.
Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperoleh itu
Nasehat nabi Isa as :
Dalam suatu bukunya Imam Ghazali, mengupas
tersendiri tentang nasehat dari Nabi Isa AS untuk kita semua...
1.
"Wahai anak adam yang lemah, bertakwalah dimana pun kalian berada,
sebab kalian di dunia ini hanya sebagai tamu, karena hanya sebagai tamu maka
kalian akan kembali ke rumah asal kalian..
2.
Jadikan Masjid kalian sebagai rumah..
3.
Banyak beri pelajaran kepada mata kalian untuk menangis, karena
banyaknya dosa2 kalian..
4.
Ajarkanlah kepada tubuh kalian untuk sabar..
5. Ajari hati kalian untuk tafakur..
6.
Jangan terlalu berpikir dan repot tentang rejeki esok hari, karena itu
kesalahan, dan menandakan kalian masih bergantung kepada kekayaan daripada
Allah SWT..
7.
Sebagaimana tak mungkin jadikan buih lautan sebagai rumah maka jangan
jadikan dunia sebagai suatu yang abadi..
8.
Orang yang haus terhadap harta dia seperti minum air lautan, tidak akan
pernah merasa segar malah terus minum terasa kering kerongkongan..."
Pesan Nabi Khidir as :
Pesan yang Pertama
Ketika Nabi Khidir hendak berpisah dengan
Nabi Musa, dia (Musa) berkata, “Berilah aku wasiat”.
Jawab Nabi Khidir :
1.
Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain
2.
Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan
diantara mereka sehingga kamu dibenci mereka.
3.
Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah
sampai mengerutkan dahimu kepada mereka.
4.
Janganlah kamu keras kepala atau bekerja tanpa tujuan.
5.
Apabila kamu mencela seseorang hanya karena kekeliruannya saja, kemudian
tangisi dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron!
(Al Bidayah Wan Nihayah juz I hal. 329 dan
Ihya’ Ulumuddin
juz IV hal. 56).
Pesan ke Dua.
Diriwayatkan bahwa setelah Khidir mau
meninggalkan Nabi Musa, dia (Khidir) berpesan kepadanya :
1.
Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa
yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya
sebagai bahan omongan. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).
2.
Berseberangan faham yang sudah diyakini tidaklah perlu diusik satu sama
lain karena masing-masing sudah kokoh dalam keyakinannya hanya saja ajakan
orang-orang yang masih ngambang atau yang belum iman.
Pesan ke tiga.
1.
Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasehat itu tidak
pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkan.
2.
Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu. Berilah
nasehat singkat, padat, berisi dan yang penting tidak membosankan.
3.
Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu
rawat dan pelihara dari hal-hal yang bisa memecahkannya.
4.
Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh dibelakangmu,
karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya.
5. Kamu diciptakan adalah untuk mencari
tabungan pahala-pahala akhirat nanti.
6.
Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang
dilakukan kaummu.
7.
Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu) mu, karena tempat yang
kosong akan terisi oleh ilmu yang lain
8.
Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu, karena akan dipisahkan
oleh kaum ulama’.
9.
Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi
aibmu dan akan membukakan taufiq hidayah Allah untukmu.
10.Berantaslah kejahilanmu dengan cara
membuang sikap masa bodohmu (ketidak pedulian) yang selama ini menyelimutimu.
11.Menahan dan menyingkirkan sifat-sifat
yang kurang baik bukan main susahnya kalau tidak dilandasi dengan dzikir kalbu,
sebab dzikir kalbu dapat mengikis sifat-sifat yang kurang baik yang sekian lama
membelenggu diri. Dengan dzikrullah yang dikerjakan di kalbu, disamping
menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, sifat-sifat yang baik pun menguasai
diri dan menambah ketenangan dan ketentraman hati.. Itulah sifat orang-orang
arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semua. Orang-orang arif identik dengan
orang-orang Sufi, orang-orang Sufi kebanyakan adalah para wali Allah yang
menjadi rahmat bagi semua orang.
12.Apabila orang bodoh datang kepadamu dan
mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Meredam
kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan meredam
keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu,
meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.
13.Hai putra Imron, kamu sadari bahwa ilmu
Allah yang kamu miliki hanya sedikit. Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya
sedikit, itupun Allah lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak
terhingga.
14.Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan
yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri
sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang
tidak mau menerima dari luar diri. Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya
sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang
tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu,
terbukalah.
15.Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu
tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu
bagaimana membukanya, hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru,
mursyid, atau pembimbing. Jadi beliau sudah mampu membuka dan menutup ilmu.
Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si
murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk
meluruskan pelajaran ilmunya. Makanya harus ditutup, supaya dibelakang hari
tidak ada permasalahan yang lebih besar lagi. Kalau tidak tahu cara menutup ilmu,
jangan sekali-kali membukanya walau tahu cara membuka ilmu tersebut, sebab
kalau nanti ada konflik dikemudian hari tidak akan merepotkan. Bisa saja ilmu
yang baik ini diselewengkan.
16.Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta
benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat
dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya si Korun, dia seorang
yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah,
sehingga dia tertimbun hartanya.
17.Namun, semua hamba yang selalu
mensyukuri karunia Allah serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan Nya,
dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani. Dengan meninggikan sifat sabar
serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari
Nya, dan menerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari
dengan kesabaran, dan mohon pertolongan Nya.
18.Bukankah orang yang seperti itu mampu
mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujuk rayu syaitan? Syaitan
membujuk manusia sejak Nabi Adam as. diciptakan di surge.
19.Dan Dia pula orang yang mengetam buah
dari ilmu yang selama ini dicarinya. Sabda Rasulullah saw. dari Abu Darda ra.
mengatakan : Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para malaikat selalu meletakkan
sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntut ilmu, karena senang dengan
apa yang mereka lakukan. Dan bagi orang-orang yang alim, dimintakan ampun
untuknya oleh penduduk langit dan bumi serta oleh ikan-ikan yang ada di air.
Dan keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah (yang tidak memiliki ilmu) adalah
bagaikan kelebihan sinar bulan atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya
ulama’ adalah
pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham
(kekayaan dunia), akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang
mengambil ilmu itu, berarti ia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Dawud
Tirmidzi). (Pesan-Pesan Rasulullah hal. 167- 168
20.Segala amal kebajikannya akan dibalas
dengan pahala di akhirat. Sekecil apapun amal kebajikan yang kita kerjakan di
dunia, Allah akan membalasnya karena di dunia ini kita diwajibkan menanam amal
sebanyak-banyaknya, surat Az Zalzalah ayat 7 menerangkan : “Barang siapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya”.
21.Sedangkan kehidupan dunianya akan
tentram ditengah-tengah masyarakar yang merasakan jasanya. Jasa seorang
pahlawan dikenang sepanjang masa oleh takyat. Sekarang apa yang kita berikan kepada
masyarakat dalam masa kita hidup ini supaya berguna, walau hanya secoret
kalimat untuk merubah kalbu agar berdzikir kepada Allah
22.Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu
pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya
masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan
saja. Ilmu yang tidak bisa diomongkan itu ada beberapa macam antara lain
penyampaiannya memakai bahasa isyarat, bahasa gerak, bahasa perlambang, bahasa
kias, dan bahasa simbolis. Ada juga yang memakai bahasa kalbu, ada lagi cara
penyampaiannya lewat mimpi dan yang setengah sadar. Menerima pelajaran seperti
itu semua memang tidak bisa diomongkan kepada orang yang belum bisa
memahaminya.
23. Mempelajari ilmu yang seperti itu
dimulai dengan dzikir kalbu dan menghidupkan perasaan antara lain, perasaan
lahiriyah / fisik, perasaan akal / otak, perasaan kalbu / hati, serta
menghidupkan perasaan indra-indra dhohiriyah maupun indra-indra batiniyah.
Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
24.Menjadi seorang penuntun yang diawali
dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. Karena kita ini ditunggu oleh
mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka. Sebab keberadaan sang penuntun
ditengah-tengah mereka hatinya merasa tentram.
25.Hai Musa putra Imron, jadikanlah
pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.
26.Pakaian taqwa adalah yang paling baik
untuk dipakai, dzikir adalah sarana pokok dalam kekokohan taqwa, buahnya dzikir
itu bertafakkur. Ketafakkuran menghasilkan perenungan yang di amalkan dalam
keseharian berbakti kepada Allah swt.
27.Suatu hari kamu tidak dapat mengelak
dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada
saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.
28.Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk
memberi pesan-pesan kepadamu.
29.Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila
kamu mau menurutinya.
Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa
yang duduk termenung dalam tangis kesedihan. (Dikutib dari buku Kisah Khidir
dan 9 Tokoh Sufi oleh ABU KHALID MA. Pustaka Agung Surabaya).
Nasehat Nabi Ilyas as :
1.
Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit
takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa
puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja.
2.
Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang
saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat
ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian.
3.
Hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik
daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan
oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana
seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar
seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya.
4.
Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari
percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung
Saina' maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang
pecinta berdialog dengan kekasihnya.
5.
Hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap
tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat
dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja
namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan
pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah.
6.
Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke
arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting
saja.
7.
Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan
kekenyangan.
8. Hendaklah mereka berpikir setiap hari karena
boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya.
9.
Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana
mereka selalu bernafas.
10.Hendaklah satu baju dari kulit binatang
cukup untuk mereka.
11.Hendaklah mereka setiap malam berusaha
untuk tidur tidak lebih dari dua jam.
12.Hendaklah mereka berusaha berdiri di
tengah-tengah salat dengan rasa takut.
13.Kerjakanlah semua ini dalam rangka
mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT
karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa.
14.Karena dengan cara seperti ini, kalian
akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat
bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama
kalian."
Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam
injil Barnabas melalui tulisan Nabi Ilyas as.
Komentar
Posting Komentar